Kamis, 10 Mei 2012

Princess Lili

    ''Putri, putri'' terdengar suara dayang dayang seorang putri es.
''Ada apa?'' senyum Putri Lili.
''Putri, tolong jangan cemaskan kami, jika nanti anda tersesat, raja akan khawatir'' kata salah satu dayang.
''Tersesat? Mana mungkin aku tersesat. Aku sudah kenal betul negeri ini'' tawa Puti Lili.
''Dan kami slalu mencemaskan putri'' kata salah satu dayang.
''Cemas kenapa?''senyum Putri Lili
''Soalnya putri slalu membawa pedang tajam yang digunakan untuk berperang'' cemas salah satu dayang.
''Ini?''tanya Putri Lili sambil menunjukan pedangnya yg ada di punggungnya tepat di depan dayang - dayangnya.
Dayang - dayang Putri Lili kaget.
Putri Lili hanya tertawa kecil.
''Pedang ini ak kunakan jika ada yang berbuat tidak baik padaku''senyum Putri Lili.
''Lebih baik putri pulang karena sudah ditunggu sang raja'' kata salah satu dayang.
''Baiklah''jawab Putri Lili.

   ''Habis dari mana saja kamu?''bentak Raja Alt.
''Jalan - jalan'' jawab Putri Lili tenang.
''Bagaimana kau bisa setenang itu? Kau adalah putri bukanlah pangeran Lili''kata Raja Alt.
''Baik ayah''murung Putri Lili, lalu ia pergi ke kamarnya.

   Lalu ia membuka jendelanya.
''Kenapa ya? Aku ini adalah putri...''sedih Putri Lili.
''Karena kamu itu perempuan dan anak seorang raja''sahut seorang pemuda yg duduk di jendela Putri Lili.
Putri Lili pun kaget.
''Sedang apa kamu?''kesal Putri Lili.
''Sedang memandangi wajahmu yang bagaikan rembulan''senyum pemuda itu.
''Maksudku apa maumu?'' kesal Putri Lili.
''Kan sudah kubilang... Aku mau melihat wajah indahmu''kata pemuda itu.
''PENJA....''teriakan sang putri terputus saat pemuda itu menciumnya.
''Kau pernah diajarkan untuk tidak teriak?''tanya pemuda itu.
''Semua boleh teriak kok! Lagian aku teriak karna kamu sudah mengambil ciuman pertamaku'' kata Putri Lili sambil menutup mulutnya.
''Oh itu yang pertama ya? Kalau begitu thx y''senyum pemuda itu, sambil meloncat dari jendela kamar Putri Lili.
''Dia....''geram Putri Lili.

   ''Putri hari ini ingin mau memakai gaun apa?'' kata salah satu dayang.
''Apa saja''jawab Putri Lili.
''Apa saja? Tapi anda harus memilih, karena anda nanti ingin dijodohkan raja'' kata salah satu dayang.
Putri Lili kaget.
''Jadi putri ingin gaun seperti apa?'' tanya salah satu dayang.
''Gaun warna biru, desainnya jangan berat, jangan mencolok, jangan berenda, jangan berkelap keliplah...'' kata Putri Lili.
''Baiklah''kata dayang - dayangnya.
Sementara dayang - dayang itu sibuk mencari, Putri Lili berkesempatan tuk lari lewat jendela.
Karena ia loncat tanpa pikir panjang akhirnya ia jatuh menimpa pemuda.
''Sampai kapan kau kan terus menimpaku?''tanya pemuda itu.
''Maaf...''jawab Putri Lili, sambil berusaha berdiri, tuk tidak mebebani pemuda itu.
''Iya tak apa apa'' senyum pemuda itu, sambil mengulurkan tangannya.
''Terima kasih...''jawab Putri Lili.
''Sama - sama...'' senyum pemuda itu.
Lalu Putri Lili memandang wajah pemuda itu.
''Kamu!!!!!!!!!''teriak Putri Lili.
Lalu pemuda itu menunjukkan salah satu jarinya di bibir Putri Lili.
''Jika kamu masih teriak nanti kamu ketahuan sama dayang - dayangmu loh''senyum pemuda itu.
''Iya sih... Hei darimana kau tahu soal ini???''tanya Putri Lili.
''Tentu saja, putri kan loncat dari jendela''kata pemuda itu.
''Maksudmu?'' tanya Putri Lili.
''Yah... Kau bakal mengerti jika sudah menjadi pria''canda pemuda itu.
''Apa apaan kamu? Kau sudah merebut ciuman pertamaku, mengejekku, dan datang begitu saja tanpa memperkenalkan namamu'' kesal Putri Lili.
''Oh, intinya kamu ingin tahu namaku?''senyum pemuda itu.
''Sangat tidak sopan, menjawab seperti itu''kata Putri Lili.
''Juga sangat tidak sopan merendahkan rakyat jelata'' senyum pemuda itu.
''Kamu.......''kesal Putri Lili.
''Baiklah namaku Benz''jawab pemuda itu.
''Aku sudah mendapatkan jawaban darimu, jadi saya permisi''kata Putri Lili.
''Aku juga sudah mendapat berita jika seorang Putri es kabur lewat jendela'' tenang Benz.
Putri Lili kaget.
''Jangan kasih  tau siapa - siapa!''perintah Putri Lili.
''Jika putri ingin menemani saya''senyum Benz.
''Baiklah.... Kita akan pergi kemana?'' tanya Putri Lili.
''Pertama putri harus memakai ini'' kata Benz sambil memakaikan jubah untuk Putri Lili.
''Buat apa aku memakai baju ini?? Emang tidak ada yang bagusan?''tanya Putri Lili.
''Aku baru tahu putri yang selalu membawa pedang yg biasa digunakan untuk berperang juga pilih pilih baju'' tawa Benz.
''Bagaimana kau tahu HAL INI????????''kesal Putri Lili.
''Karena aku selalu memperhatikanmu'' senyum Benz.
Tanpa sadar wajah Putri Lili memerah.
''Lebih baik kita pergi sekarang sebelum langit menjadi gelap''kata Benz.
''Hei Benz...''kata Putri Lili.
''Kenapa?''tanya Benz.
''Ini masih pagi'' kata Putri Lili.
''Kita kan mau berjalan jauh'' senyum Benz.
''Hah??''kaget Putri Lili.
''Kenap kaget?''tanya Benz
''Beneran?''senang Putri Lili.
''Iya''senyum Benz.
''Baiklah, ayo pergi sampai matahari terbit''kata Putri Lili.
''Putri jika kamu sedang berbunga bunga, otaknya agak miring y?''tawa Benz.
''Maksudku sampai besok''kata Putri Lili, yang wajahnya memerah menahan malu.
''Ooh..''tawa Benz.

''Wah, banyak juga yang ada disini'' senang Putri Lili.
''Kamu baru pertama kali kesini?'' tanya Benz.
''Iya, aku baru tahu di dunia ini ada beginian'' senang Putri Lili.
''Oh iy, kamu adalah putri, dan putri nggak boleh ke sembarang tempat''desah Benz.
''Kenapa?''tanya Putri Lili.
''Nggak papa, oh iya, tempat ini namanya pasar''seyum Benz.
''Pasar ya..''kagum Putri Lili.
''Hamba bingung sama putri, ini kan hanyalah tempat yang biasa'' kata Benz.
''Biasa bagimu....''kata Putri Lili, sambil melihat anak anak yang sedang bermain dengan senangnya.
''Ternyata tempat untuk berbagi keceriaan y, sepertinya enak menjadi rakyat'' katanya.
''Loh, enak?''bingung Benz.
''Hei lihatlah anak - anak itu! Meraka bermain dengan asiknya, tanpa memikirkan apapun, dan tanpa ada peraturan yang ketat seperti aku''senyum Putri Lili.
''Sepertinya Putri sudah siap menjadi ratu''tawa Benz.
''Aku belum siap menjadi ratu....''desah Putri Lili.
''Kenapa?''tanya Benz.
''Karena aku masih belum mengenal rakyatku sendiri, seperti mengerti perasaaan yang diderita rakyatku nanti, agar nanti meraka tidak sengsara lgi''senyum Putri Lili.
''Putri hebat loh tidak seperti putri yang lainnya yang hanya memikirkan kecantikan'' kagum Benz.
''Justru rakyat dibawah derajatku yang hebat... Mereka masih bisa bertahan walau, rajanya tidak terlalu mementingkan rakyatnya.''senyum Putri Lili.
''Sudahlah susah bicara dengan putri''kata Benz.
''Lebih baik kita lanjutkan perjalanan'' katanya.
''Kita beli makanan dulu, nanti ditengah jalan kelaparan lagi''kata Putri Lili.
''Baiklah... Putri mau apa? Buah saja ya, soalnya jika daging atau makanan yang berlendir, akan basi ditengah jalan, dan kita juga harus membeli baju''kata Benz.
''Seterah anda''senyum Putri Lili.
Benz hanya tersenyum.

   ''Inikah pantai?''kagum Putri Lili.
''Iya'' kata Benz.
''Aku baru tahu sesuatu yang indah selain pesta dansa ditengah malam''kagum Putri Lili.

   ''Nah ini rumah sementaramu...''kata Benz.
''Rumah?''tanya Putri Lili.
''Iya, rumah, emang kamu pikir apa?''tanya Benz.
''Sebenarnya, rumah ini besarnya seperti kamar mandiku''kata Putri Lili.
''Baiklah kau boleh menggapnya kamar mandi''tawa Benz.
''Mana boleh begitu''senyum Putri Lili.
''Nah ini barang - barangmu''kata Benz, sambil memberinya plastik & kain.
''Terima kasih'' kata Putri Lili.
''Sama - sama, lebih baik putri mandi dulu, jika ada apa apa panggil aku, aku ada di sebelah rumahmu kok''senyum Benz.
''Kamu nggak satu rumah denganku?''tanya Putri Lili.
''Jadi kamu ingin satu rumah denganku'' senyum Benz sambil memegang rambut panjang puri Lili.
''Tidak jadi''kata Putri Lili.
Benz tertawa sambil meninggalkan Putri Lili.
''Kenapa hatiku slalu berdebar debar jika bersamanya?''kata Putri Lili di dalam hati.
''Lebih baik aku mandi''kata Putri Lili.

   ''Putri, anda ingin makan apa? Biar saya carikan'' kata Benz sambil mengetuk pintu.
''Kamu ingin pergi?''tanya Putri Lili, sambil membukakan pintu.
''Tentu, jika tidak kita akan mati kelaparan''senyum Benz.
''Bolehkan aku ikut?''tanya Putri Lili.
''Tapi nanti putri kotor lagi''kata Benz.
''Kita kan disini bersama - sama kan? Jadi kita juga harus mencari makanan bersama - sama''senyum Putri Lili.
''Baiklah... Tapi saya berharap anda tidak memakain sepatu''kata Benz.
''Jika begitu, tunggulah disini!''perintah Putri Lili.
Benz hanya menggangguk.

   ''Sudah siap putri?''tanya Benz.
Putri Lili hanya menggangguk.
Lalu Benz dan Putri Lili menuruni anak tanggayg bewarna kecokelatan yang masih terlihat seperti pohon asli.
Tiba - tiba, Putri Lili terpeleset, dan Benz menangkapnya.
''Lain kali putri harus hati - hati''senyum Benz.
Tanpa sadar Wajah Putri Lili memerah.
Lalu Putri Lili, turun dari gendongan Benz.
''Mari kita pergi''kata Benz.
''Baiklah''jawab Putri Lili.

   Di saat yang sama di kerajaan Putri Lili....
''Raja, raja''kata dayang dayang.
''Ada apa?''tanya Raja Alt.
''Putri Lili, tidak ada di kamarnya, saat kita mencarikan bajun untuknya'' kata salah satu dayang.
''APA???''kesal Raja Alt.
''PENJAGA, PENJAGA''teriak Raja Alt.
''Ada apa Raja?''tanya salah satu penjaga.
''CARI PUTRI LILI SEKARANG, DAN BAWA DIA KE KERAJAAN!''perintah Raja Alt.
''Laksanakan''Kata penjaga penjaga itu, sambil meninggalkan dayang - dayang dan Raja ALt.
''Pergi kemana anak itu''desah Raja Alt.

   ''Hahahahaha, aku dapat 5 ikan''tawa Putri Lili.
''Wah hebat''kata Benz.
''Tapi aku dapat ikan 20 tuh''kata Benz lagi.
''WAAAAAA, KALAH''kesal Putri Lili.
Benz hanya bisa tertawa kecil.
''Lebih baik aku mencari kepiting dan kerang''cemeberut Putri Lili.
''Cari yang banyak ya''tawa Benz.

   ''Huh, benar nggak sih aku suka sama dia? Yang ada malah kesal sama dia. Tapi jika bersama dia hatiku selalu berdebar debar....''kesal Putri Lili pada dirinya sendiri, sambil mengumpulkan kerang dan kepiting.
''ITU DIA PUTRI LILI''teriak segerombolan orang yang ternyata penjaga dan prajurit kerajaan.
Putri Lili yang menyadarinya langsung lari menuju tempat Benz berada.
''Benz, Benz.''teriak Putri Lili.
''Ada apa? Kau digigit sama kepiting?''tanya Benz.
''Bukan, penjagaku mencariku''kata Putri Lili.
Benz kaget.
''Baiklah kita pergi dari sini''kata Benz.
Saat mereka ingin melarikan diri sudah terlambat, mereka sudah terkepung oleh prajurit dan penjaganya.
''Putri Lili, Raja mencarimu, dan ia menginginkan Putri pulang'' kata salahsatu penjaga.
''Dalam rangka apa?'' tanya Benz.
'''Mungkin dalam rangka perjodohan'' jawabnya.
''Aku tidak mau dijodohkan''tangis Putri Lili.
''Hei, putri, kau sayang dengan ayahmu kan? Jika kau menyayanginya janganlah membuatnya cemas, dan jangan membantah perintahnya, itu semua demi kamu, untuk kebaikanmu. Jika benar kamu ingin dijodohkan aku akan ada disana....'' senyum Benz.
''Kenapa kau ingin melakukannya?'' kata Putri Lili.
''Karena Aku Mencintaimu''senyum Benz sambil melepaskan tangan Putri Lili.
''Ayo putri''kata salah satu penjaga.
Putri Lili menggangguk, lalu ia menyempatkan tuk melihat kebelakang, melihat Benz yang sedang menatap matanya.
Tanpa sadar air mata Putri Lili sudah melewati pipi.

   ''DARI MANA SAJA KAMU?''kesal Raja Alt.
''Melarikan diri dari perjodohan''jawab Putri Lili.
''KENAPA KAU MELAKUKANNYA?''marah Raja Alt.
''KARENA AKU INGIN MENCARI CINTA SEJATI, BUKAN CINTA YANG BELUM AKU KENAL''jawab Putri Lili sambil menangis.
''Maafkan ayah.... Kau boleh menolaknya jika tidak ingin dengannya'' kata Raja Alt sambil memeluk putrinya.
''Maafkan aku juga ayah...''kata Putri Lili.
 ''PANGERAN ANTONIO SUDAH DATANG'' teriak salah satu penjaga.
''Putri, apakah anda sudah mendapatkan kerang dan kepiting yang banyak?''sahut pangeran itu.
''Apa maksudmu?''tanya Putri Lili, lalu Putri Lili menatap wajah pangeran itu.
''Apa kabar putri yang nggak menerima kekalahan dalam lomba menangkap ikan terbanyak''senyum pangeran itu.
''Benz???''senang Putri Lili sambil memeluknya.
''Iya ini aku''kata Benz.
''Jadi kau masih ingin menolaknya?''tanya Raja Alt.
''Jika sama dia aku mau''jawab Putri Lili.
''Tapi... Apa yang menyebabkan kamu menjadi rakyat dibawah kita?''tanya Putri Lili.
''Pertama aku ingin dijadika raja, jadi aku harus mengenal rakyatku. Kedua, karena aku ingin mengenalmu lebih jauh''kata Benz.

Esoknya mereka menikah
Happy Ending

Tidak ada komentar:

Posting Komentar